ALIBI.id [7/11/2022] – UPTD Museum Tsunami Aceh menggelar Pameran Memori Helsinki yang berlangsung mulai, Senin (7/11/2022) hari ini. Pameran yang berpusat di Lantai 3 Gedung Museum Tsunami Aceh ini sebagai upaya edukasi mengenai kebencanaan dan proses perdamaian Aceh kepada masyarakat luas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal menerangkan, Pameran Memori Helsinki dilaksanakan untuk membuka cakrawala dan mengingatkan kembali mengenai dua peristiwa besar yang pernah terjadi di Aceh yang saling berkaitan satu sama lain yaitu bencana dahsyat gempa dan tsunami 26 Desember 2004 juga Perdamaian MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Pameran Memori Helsinki sangat layak disaksikan oleh siapapun. Tidak hanya untuk wisatawan domestik tetapi juga turis mancanegara.
“Pameran ini menyajikan momen-momen penting dari proses perdamaian Aceh hingga penandatanganan MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005, serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca tsunami dan masa damai,” kata Almuniza, Senin (7/11/2022) di Banda Aceh.
Baca juga: Disbudpar Aceh edukasi cara melestarikan cagar budaya kepada pelajar
Menurut Almuniza, peristiwa MoU Helsinki merupakan sebuah contoh resolusi konflik yang dapat menjadi pengetahuan, tidak hanya untuk masyarakat Aceh tetapi juga warga dunia.
“Selain itu, lahirnya kesepakatan damai antara RI dan GAM di Finlandia pada 2005 juga berlangsung beberapa bulan setelah bencana besar melanda Aceh, tentu ada korelasi antara dua peristiwa ini,” katanya.
Baca juga: Disbudpar Aceh selenggarakan festival dikee di Aceh Timur
Oleh sebab itu, tambah Almuniza, Pameran Memori Helsinki sangat layak disaksikan oleh siapapun. Tidak hanya untuk wisatawan domestik tetapi juga turis mancanegara.
Kepala Museum Tsunami Aceh, M. Syahputra Azwar, menambahkan, Pameran Memori Helsinki merupakan pameran temporer yang dilaksanakan sebagai bagian dari pre-event menuju peringatan 18 tahun tsunami Aceh yang jatuh pada 26 Desember 2022 mendatang.
“Pameran ini kita buka mulai dari hari ini (Senin). Kita harapkan wisatawan yang berkunjung ke Aceh dapat memanfaatkan pameran ini untuk wisata edukasi mengenai tsunami dan perdamaian,” ucapnya.
Baca juga: Film Hikayat Waroeng Kupi hadir kampanyekan wisata kopi di Aceh
Syahputra menambahkan, gedung Museum Tsunami juga menawarkan Memori Helsiniki kepada pengunjung melalui Jembatan Perdamaian.
Sebelum melewati jembatan tersebut, jelas Syahputra, pengunjung melalui Lorong Kebingungan yang menandakan Aceh pasca dilanda konflik kemudian bencana tsunami. Kebingungan tersebut akhirnya mendapatkan perdamaian di Helsinki yang digambarkan lewat Jembatan Perdamaian.
Jembatan Perdamaian membentang sepanjang 15 meter di atas sebuah kolam ikan. Sebanyak 52 batu besar mengelilingi kolam yang menunjukkan jumlah negara yang memberi bantuan pada Aceh dalam merekonstruksi pembangunan pasca tsunami.
“Jika pengunjung melihat ke langit-langit ketika melintas Jembatan Perdamaian, terlihat bendera-bendera negara tersebut yang tertulis kata damai dalam berbagai bahasa,” jelas Syahputra.
Karena itu, menurutnya, Pameran Memori Helsinki sangat tepat dilaksanakan di Museum Tsunami dan penting disaksikan oleh siapapun.
Baca juga: Niat bantu petani, Murthala sukses lewat sambal Capli khas Aceh
Discussion about this post