ALIBI.id [31/10/2022] – Tidak berlebihan untuk menyebut Aceh sebagai surganya kopi di Nusantara. Tanah Gayo misalnya, melahirkan kopi jenis arabika yang mendunia. Pesisir Aceh Jaya (Lamno) hingga ke Aceh Barat, di sana tumbuh subur kopi berjenis robusta. Begitupun, warung kopi tumbuh menjamur dari desa hingga perkotaan di Provinsi Aceh.
Atas dasar tersebut, hendak mengampanyekan wisata kopi di tanoh Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggarap satu film bertajuk Hikayat Waroeng Kupi.
Film yang memuat unsur sejarah, kesenian dan budaya masyarakat Aceh ini diputar perdana pada Gala Premiere di Taman Budaya Aceh, Minggu (30/10/2022).
Ada wisatawan jauh-jauh ke Aceh ingin menikmati suasana serta cita rasa kopi di warung kopi.
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal, mengapresiasi sejumlah karya sineas Aceh. Menurutnya film merupakan salah satu media yang tepat dalam mempromosikan pariwisata Aceh kepada khalayak luas.
“Film menjadi salah satu cara dalam mempromosikan tempat pariwisata dan budaya Aceh. Sehingga pemerintah juga ikut andil dalam geliat dunia kreatif film,” kata Almuniza Kamal di Banda Aceh, Sabtu (29/10/2022).
Menurutnya, program ini juga sebagai bentuk pemulihan ekonomi kreatif bagi sineas pasca dilanda pandemi.
Kabid Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari menyebut, film tersebut juga menggambarkan budaya duduk di warung kopi yang sudah menjadi tradisi unik di provinsi berjuluk Serambi Mekkah.
“Duduk di warung kopi juga menjadi trend bagi para wisatawan. Ada wisatawan jauh-jauh ke Aceh ingin menikmati suasana serta cita rasa kopi di warung kopi. Apalagi, di film itu ada cerita warung modern sekelas coffee truck,” kata Evi.
Ambia Adinda yang memainkan peran sebagai Nun di film Hikayat Waroeng Kupi, mengatakan film ini sangat cocok untuk ditonton oleh kaum millennial terkhusus para remaja Aceh. Tujuannya tentu untuk memahami sejarah, unsur film fiksi industri kreatif, dan peluang-peluang animator di Aceh.
Baca juga: Disbudpar Aceh edukasi cara melestarikan cagar budaya kepada pelajar
Duta Wisata Indonesia 2021, Salwa Nisrina Authar, juga ikut memerankan film Hikayat Waroeng Kupi ini. Pada penokohan film tersebut Salwa mengalami masalah penciuman, sehingga ia tidak bisa mencium dan merasa.
Permasalahan Salwa ini diatasi oleh dua temannya, yaitu ada Nun dan Adang. Dua tokoh terakhir ini memiliki kelebihan dibanding Salwa.
Nun sebagai anak yang cerdas memiliki kepekaan soal rasa kopi, sedangkan Adang ia dianugerahi bakat dalam menyaring kopi. Dari sinilah alur cerita terbentuk, ketiganya menceritakan ragam jenis kopi dari berbagai destinasi wisata di Aceh.
Abdul Razak, selaku penyelenggara kegiatan tersebut menyebut, kegiatan ini bukan hanya sekedar nonton film, namun juga dibarengi oleh serangkaian kegiatan lainnya dengan menghadirkan pelaku UMKM, seperti Ija Kroeng, Minyeuk Pret, dan beberapa lainnya.
Baca juga: Disbudpar Aceh selenggarakan festival dikee di Aceh Timur
“Selain pemutaran film, kita juga mengadakan workshop dan diskusi bersama para sineas serta talent (pemain film). Kita juga akan berkolaborasi untuk mempromosikan produk lokal yang dikaryakan oleh UMKM. Pemuda kreatif harus selalu berinovasi dan berkolaborasi,” ujar Razak.
Razak menambahkan, kegiatan ini mengusung tema “Peran Industri Kreatif dalam Meningkatkan Ekonomi Pemuda”. Tidak hanya perihal produksi film, penyelenggara berharap anak-anak muda lebih terbuka pemahamannya mengenai industri kreatif.
“Nantinya, kita juga akan menampilkan film animasi Sultan Iskandar Muda untuk menyadarkan masyarakat bahwa anak-anak Aceh juga mampu memproduksi film animasi,” tambahnya.
Maka dari itu, gagasan penggarapan film juga bertujuan mempromosikan budaya dan pariwisata masyarakat Aceh. Di sampingnya Gala Premiere kali ini juga turut mengupas latarbelakang Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) lewat literasi sejarah.
“Kegiatan Gala Premiere ini bagian dari kegiatan Diskusi dan Pemutaran Film karya sineas Aceh. Sedikitnya ada lima film yang diputar di ruang publik dan dilakukannya diskusi untuk mengedukasi para penonton,” tandas Razak.
Baca juga: Khazanah Peyasan Nanggroe hadir di Jawa Barat, perkuat silaturrahmi lewat pentas Urban Art
Discussion about this post