ALIBI.id [5/11/2022] – Dara Maisura sepertinya peka membaca iklim perdagangan yang terus berubah. Kesibukan sebagian kalangan masyarakat dalam aktivasi kerja, makanan beku atau frozen food kerap jadi alternatif. Nah, peluang ini ditangkap dengan baik oleh Dara untuk kemudian membangun IKM Aeesha food.
Aeesha Food memproduksi berbagai jenis makanan beku, diantaranya risoles. Dirintis sejak 2019, kini IKM Aeesha Food telah mengembangkan varian produk makanan. Selain risol beku, usaha milik Dara ini juga produksi bawang goreng, dan kacang krispi.
Kini, usaha yang dilakoni Dara dan keluarganya itu, telah berumur tiga tahun, berbagai persoalan, kendala, dan tantangan telah mereka hadapi. Dalam rentang waktu itu, Aeesha Food terus memperkuat area pemasaran produknya di wilayah Banda Aceh, dan Aceh Besar.
“Inspirasi dari Aisyah, istri Rasulullah,” tukas Dara.
“Alhamdulillah, kini produk kita sudah dapat izin edar dari dinas terkait,” kata Dara pada redaksi ALIBI.id di Banda Aceh, Sabtu (5/11/2022).
Dengan telah mengantongi izin edar, Aeesha Food terus melakukan berbagai inovasi untuk tingkatkan kualitas produk, dan menjaga kepercayaan konsumen yang telah dibangun selama ini.
Kunci utama keunggulan produk makanan beku yang diproduksi Aeesha Food adalah tidak menggunakan bahan pengawet. Untuk pengerjaan dan proses produksi masih dilakukan secara manual, namun proses packaging atau pengepakan sudah menggunakan mesin.
Aeesha Food sendiri, terus dan senantiasa berkomitmen memproduksi makanan yang sehat, higienis, dan dibuat dari bahan pilihan dan berkualitas, agar menghasilkan produk yang sehat, enak, dan dapat dinikmati puas oleh konsumen. “Sejak awal kami mendirikan usaha ini, kualitas produk telah menjadi komitmen kami,” jelasnya.
Di dapur produksi Aeesha Food, Dara bersama empat karyawannya memproduksi dan menghasilkan produk makanan beku, seperti risol jagung, sayur, dan rogout ayam. Selain itu juga mereka menghasilkan berbagai kacang olahan, kue, dan bawang goreng.
Baca juga: Kegigihan Afdhalul asal Aceh bangun CV Coconest Agro
Nama Aeesha sendiri, kata Dara, selaku owner Aeesha Food, terinspirasi dari nama Aisyah, yang merupakan istri Rasulullah. Sebagai pendamping Nabi semasa hidup, putri Usman Bin Affan itu, merupakan sosok yang istimewa bagi umat Islam.
“Jadi nama Aeesaha itu, inspirasi dari Aisyah, istri Rasulullah,” tukas Dara.
Harga terjangkau dan tahan lama
Dibandrol dengan harga terjangkau serta produknya bisa bertahan lama adalah kunci risol buatan Aeesaha Food banyak digemari konsumen.
Sebagai produk makanan beku, risol buatan Aeesaha Food dapat bertahan selama 4-6 bulan jika dimasukkan dalam freeze dengan suhu stabil. Untuk harga, sangat terjangkau, berada pada kisaran Rp20 ribu-Rp35 ribu.
Produk-produk Aeesha Food itu, saat ini dapat dijumpai di sejumlah gerai dan toko souvenir di Banda Aceh, dan Aceh Besar. Selain itu, untuk mendapatkan produk ini, dapat memesannya melalui nomor handphone: 0811 6836 236 atau lewat Instagram: @aeeshafoods.
Target perluas akses pemasaran
Pemasaran produk-produk Aeesha Food saat ini masih fokus pada dua daerah, yakni Banda Aceh dan Aceh Besar. Hal itu tentu pada pertimbangan jaringan distribusi, dan akses pasar. Namun begitu, Dara telah memasang target besar kedepannya untuk perluas pengembangan distribusi produk miliknya.
Guna memenuhi dua wilayah fokus pemasaran itu, dirinya bersama tim setiap bulan memproduksi ribuan kemasan risol beku, dan juga produk lainnya.
Baca juga: Niat bantu petani, Murthala sukses lewat sambal Capli khas Aceh
Namun begitu, Dara optimis, kedepan usaha yang Ia lakoni saat ini dapat memperluas akses pemasaran, dan distribusi hingga ke-23 kabupaten dan kota di Aceh, dan bahkan menembus pasar nasional. Nah, untuk mencapai target itu, dibutuhkan kapasitas produksi yang besar, dan juga alat-alat mesin produksi agar volume produksi dapat ditingkatkan.
Karenanya, Dara terus mengembangkan ilmu pengetahuan, baik tentang ragam varian produk makanan beku, sistem pemasaran, jaringan distribusi, dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap sektor IKM di Aceh, demikian Dara.
Discussion about this post