ALIBI.id [11/11/2023] – Selama 35 hari berturut-turut, pejuang perlawanan Palestina terus menargetkan kendaraan militer dan pasukan pendudukan Israel yang berusaha menyusup ke Jalur Gaza. Mereka juga menembaki pemukiman ilegal Israel dengan roket dan artileri.
Penembakan-penembakan ini menimbulkan keraguan soal klaim pasukan Israel bahwa mereka telah berhasil menguasai utara Gaza.
Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas melansir bahwa mereka menghancurkan dua tank Israel menggunakan roket Yassin 105 di barat laut Kota Gaza. Di sisi yang sama, Brigade al-Qassam juga mengkonfirmasi penghancuran sebuah tank Israel di daerah Twaim, serta satu lagi di utara lingkungan Sheikh Radwan.
Al Mayadeen melansir, di sebelah barat Kota Gaza, Brigade menghancurkan tiga kendaraan lapis baja Israel dan sebuah buldoser Israel di pinggiran kamp pengungsi al-Shati menggunakan roket Yassin 105.
Di tenggara kota, Brigade al-Qassam melaporkan menyergap unit infanteri pendudukan Israel di daerah Deir al-Balah dan mengumumkan bahwa pejuang mereka menargetkan tentara Israel dengan roket anti-personil dan menyerang mereka dari jarak dekat.
Selanjutnya, Brigade tersebut menargetkan pangkalan militer Israel “Re’im” di wilayah Gaza dengan rentetan roket dan melancarkan serangan roket intensif ke kota Asdod yang diduduki sebagai tanggapan atas agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina (PIJ), juga mengumumkan menargetkan Asdod yang diduduki dengan tembakan roket.
Brigade Al-Quds menembaki kendaraan militer Israel yang bergerak ke arah barat kompleks pemerintahan Ansar di sebelah barat Kota Gaza dengan sejumlah mortir. Pejuang Perlawanan juga menargetkan kendaraan militer Israel di dekat lokasi Site 17 di barat laut Kota Gaza dengan jenis peluru yang sama.
Militer Israel pada Jumat (10/11/2023), mengumumkan kembali tewasnya seorang tentara Israel, dalam pertempuran di Gaza utara. Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel mengidentifikasi tentara tersebut sebagai Gilad Rozenblit, 21 tahun, yang tewas di Jalur Gaza utara.
“Jumlah korban tewas tentara Israel sejak dimulainya pertempuran di Gaza pada 7 Oktober meningkat menjadi 354 orang,” kata militer Israel menambahkan.
Sementara lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengatakan jumlah tentara Israel yang tewas sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober di Gaza meningkat menjadi 38 orang. Sementara harian Haaretz mengatakan pada hari Kamis bahwa jumlahnya adalah 39 orang.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Sedikitnya 10.569 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita. Sementara itu, jumlah korban tewas dari pihak Israel hampir mencapai 1.600 orang, menurut angka resmi.
Strategi baru
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) seperti kesulitan untuk menaklukan terowongan-terowongan Hamas. Terbukti militer Israel menggunakan strategi baru untuk menghadapi terowongan-terowongan yang dibentengi Hamas selama operasi daratnya di Jalur Gaza.
“IDF juga telah mulai menggunakan metode-metode baru, untuk menjangkau para (teroris) yang berada di terowongan-terowongan dan juga untuk menghancurkan terowongan-terowongan tersebut. Ini akan terus berlanjut dan meningkat dalam beberapa hari mendatang. Pasukan kami bekerja untuk menemukan solusi unik untuk misi-misi ini, mereka bekerja dan berhasil,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dalam sebuah konferensi pers, Kamis (9/11/2023).
Sebelumnya, militer Israel yang berusaha memasuki terowongan-terowongan Hamas harus menggunakan cara-cara militer lama. Metode militer yang telah berusia puluhan tahun seperti strategi AS saat menghadapi Vietcong. Namun seminggu setelah pasukan Israel mengepung Kota Gaza dan memutusnya dari bagian selatan, tampaknya tidak ada bukti adanya serangan serius ke arah pusat kota.
Pada hari Rabu, sekelompok wartawan asing yang berbasis di Israel dibawa ke sebuah bagian dari medan perang, yang oleh para jurnalis digambarkan sebagai “pinggiran Kota Gaza”. Hampir semua bangunan hancur atau rusak berat akibat pemboman udara, tembakan artileri, atau tank dan infanteri yang maju.
Video menunjukkan tank Merkava dikelompokkan dalam sebuah perkemahan yang dikelilingi oleh tanggul berpasir yang tinggi, hampir pasti dibangun oleh buldoser tempur lapis baja yang secara rutin dikerahkan dengan unit-unit terdepan. Ini juga membuktikan bahwa pertempuran terberat di Kota Gaza, pertempuran bawah tanah, belum dimulai dengan sungguh-sungguh.
Beberapa terowongan mungkin telah diidentifikasi dan dihancurkan ketika pasukan maju, tapi itu kemungkinan hanya sebagian kecil. (Republika)