ALIBI.id [24/12/2022] – Peringatan 18 tahun tsunami melanda Aceh akan diisi dengan deklarasi Aceh sebagai pusat kota kreatif. Deklarasi tersebut digelar untuk membuktikan pekerja kreatif telah bangkit pasca musibah pada 26 Desember 2004 silam.
Kegiatan deklarasi itu akan dilakukan di sela-sela pemutaran film bertajuk ‘Bertabur Bintang’ yang digelar di Indoor Taman Seni dan Budaya Aceh di Banda Aceh pada Sabtu-Minggu (24-25/12/2022), dengan melibatkan puluhan pelaku kreatif di Aceh.
Baca juga: Pelaku ekonomi kreatif Aceh dan Jabar gelar pertemuan di Bandung
Film Maker Aceh, Amri, mengatakan, pasca tsunami menerjang Aceh, para pemuda terus berusaha bangkit agar tidak larut dalam kesedihan. Kawula muda Aceh pun mulai banyak yang bergelut di dunia kreatif dari berbagai sektor.
“Dengan ada deklarasi ini saya harapkan semua sektor kreatif terus maju dan terus berkolaborasi untuk Aceh yang lebih bagus,” kata Amri.
Music Scoring Film Animasi, Subur Dani, yang juga penulis skenario mengatakan, anak muda Aceh saat ini banyak tergabung dalam berbagai industri kreatif dengan fokusnya masing-masing seperti seni budaya, musik, visual, event organizer, dan sebagainya. Berbagai komunitas kreatif yang berkembang saat ini menjadi pilar dalam mempositifkan Aceh di mata nasional dan internasional.
“Saya melihat Aceh, khususnya anak-anak muda dan para pekerja kreatif mulai tumbuh dan maju. Hal itu setidaknya terlihat dari karya-karya anak Aceh yang lahir sejak beberapa tahun terakhir dalam berbagai bidang. Ini membuktikan bahwa pekerja kreatif lintas profesi di Aceh berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan Aceh,” jelas Subur yang juga jurnalis senior.
Menurutnya, karya-karya hebat anak-anak muda Aceh saat ini telah menunjukkan eksistensi pekerja kreatif dan tak bisa dipandang sebelah mata. Dirinya juga memandang kreativitas adalah cara menghentikan kesedihan, termasuk kebodohan kita.
Baca juga: Pameran seni kriya target lahirkan industri kreatif di Aceh
“Orang-orang kreatif akan selalu berimajinasi dan memanfaatkannya demi menciptakan berbagai hal untuk terus bangkit dari berbagai kesulitan,” jelasnya.
Produser Film Dokumenter Seni dan Budaya, Hidayatullah, menjelaskan, deklarasi Aceh sebagai pusat kota kreatif menjadi sejarah baru bagi pelaku dan pekerja kreatif di Serambi Mekkah. Semua pihak terlibat dan bersinergi secara bersama-sama untuk memajukan dunia perfilman.
“Kita berharap ini menjadi bagian dari keberlanjutan pembangunan Aceh, wadah promosi, kreatifitas, dan kekompakan untuk semua pekerja kreatif,” sebut Hidayatullah.
Discussion about this post