Alibi.id [23/7/2022] – Musrida, merupakan perintis produk minyak angin merek Ivone Care. Salah satu IKM Aceh itu telah mendapatkan hak merek dari Kementrian Hukum dan HAM RI.
Di bawah bendera UD Ivone Care, dia tidak hanya menghasilkan produk minyak angin saja, tapi ada juga balsem, parfum, dan produk kesehatan lainnya.
“Saat ini, kita sedang ikut even Bhayangkara Expo, untuk perkenalkan produk Ivone Care kepada masyarakat,” kata Musrida belum lama ini.
Ida kemudian melanjutkan, usaha yang Ia rintis tersebut, telah dia lakoni sejak 2019 silam. Bersama dengan sahabatnya, Ningsih, keduanya terus belajar, dan melahirkan ragam inovasi untuk memproduksi ragam produk kesehatan berbahan nilam.
“Produk yang kita hasilkan, bahan baku utamanya nilam. Komoditi tersebut mudah didapatkan di Aceh, dan kualitasnya juga nomor satu,” terangnya kemudian.
Kita baru memulai usaha sudah pandemi, namun minyak angin walaupun pandemi tetap laku, mungkin karena banyak orang sakit flu, Ivone Care menjadi solusinya.
Pengetahuan yang didapatkan Ida dan Ningsih, berawal dari pelatihan yang digelar oleh Atsiri Research Centre (ARC) Universitas Syiah Kuala. Berbakal dari pengalaman itu, keduanya kemudian memutuskan untuk memproduksi ragam produk kesehatan berbahan baku nilam Aceh.
Saat ini, Ida masih menggunakan tempat tinggalnya yang beralamat di Jalan Medan-Banda Aceh, persisnya di Gampong Lamjame, Kota Banda Aceh. Produk nilam sebagai bahan baku untuk memproduksi Inove Care di peroleh dari ARC USK.
Untuk minyak nilam sebagai bahan baku utama produk Ivone Care, dipilah berdasarkan kebutuhan produk yang akan di buat. Nilam dengan grade A dipakai untuk produksi parfum, dan grade B untuk minyak angin.
Ida memastikan produk Ivone Care aman bagi kulit, sebab telah melewati serangkaian proses, dari seleksi bahan baku, penyaringan dan diproduksi dengan menggunakan alat produksi modern.
Produk yang kita hasilkan, bahan baku utamanya nilam. Komoditi tersebut mudah didapatkan di Aceh, dan kualitasnya juga nomor satu.
“Produk Ivone Care sangat aman bagi kulit,” ujarnya.
Sebagai minyak angin yang dihasilkan berbahan baku utama minyak Nilam, terang Ida lagi, Ivone Care memiliki banyak khasiat, di antaranya fungsi aroma therapi untuk kurangi stress (anti-depresan), sakit kepala, mual, kembung, nyeri sendi, dan mengobati bekas gigitan serangga.
“Pemakaiannya juga mudah kok, tinggal oles saja,” ujarnya.
Saat ini, produk minyak angin Ivone Care sudah dapat dibeli di beberapa toko yang ada di Kota Banda Aceh, dan sejumlah kabupaten dan kota lainnya di daerah ini. Untuk harganya, Ia menyebutkan Rp20 ribu perbotolnya dengan ukuran 8 ML.
Ida mengaku, saat ini usahanya memproduksi ratusan botol setiap harinya. Dengan omset jutaan perbulan, dia terus meluaskan pangsa pasar hingga ke provinsi lain di Indonesia.
Ivone Care mengalami lonjakan permintaan sejak pandemi melanda pada awal 2020 silam, dan hal tersebut membuatnya semakin semangat memproduksi minyak angin Ivone Care.
“Kita baru memulai usaha sudah pandemi, namun minyak angin walaupun pandemi tetap laku, mungkin karena banyak orang sakit flu, Ivone Care menjadi solusinya,” ucap Ida.
“Di musim pandemi sekarang ini kalau keluar rumah wajib menggunakan masker, kelamaan pakai masker membuat napas kita sesak, oleskan sedikit Ivone Care pada masker yang dipakai dapat melegakan pernapasan,” tambah Ida.
Manfaatkan Media Sosial
Ida menyebutkan bahwa konsumen pada umumnya membeli Ivone Care melalui Instagram @ivone_galery dan market place Shoope. Proses pengiriman dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kemudian penjualan juga ada melalui door to door, face to face, dan kita juga gencar-gencar mempromosikannya melalui Instagram kita yakni @ivone_galery,” sebut Ida.
Ivone Care terus berinovasi agar mampu bersaing dengan produk-produk luar daerah lainnya. Ida mengajak masyarakat untuk membeli produk lokal, sebagai bagian dalam membantu UMKM di daerah ujung barat Indonesia itu.
“Kita standarnya mengejar targetnya menengah ke bawah, dengan harga Rp20 ribu bisa mendapatkan minyak angin Ivone Care dari minyak nilam dengan kualitas bagus,” demikian Ida. (**)
Discussion about this post