ALIBI.id [20/12/2022] – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ikut berpartisipasi pada penyelenggaraan Taman Mini Menari yang diselenggarakan pada, Minggu (18/12/2022) di Pelataran Museum Indonesia, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Event yang mengambil konsep menari bersama pengunjung itu diawali dengan atraksi Paguyuban Boneka Seni dari Culture Team TMII.
Baca juga: Aceh terima 17 sertifikat Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Kegiatan yang dijuluki Street Dance tersebut diikuti oleh berbagai penampilan kolaborasi Tari Kembang Jakarta dari Group FKGT Zona Depok, Meet and Great Guest Star Puspa Arum Sari “Dara” dan Mbak Eka Ardiana, Atraksi Pencak Silat, Atraksi Seni Toya PSHT menggunakan gamelan, Tari Payung Gelis dan lain-lain.
Tim tari Aceh yang ikut hadir di Taman Mini Menari tampil dengan tari Peumulia Jamee yang merupakan salah satu tarian populer yang melambangkan keramahtamahan orang Aceh dalam menyambut tamu yang datang.
Tarian ini berkembang di Aceh sejak lama dan sudah menjadi reusam turun temurun yang terus dipelihara masyarakat, yaitu ketika tamu datang sang tuan rumah menyuguhkan sirih sebagai tanda kemuliaan dan keakraban.
Berharap Aceh semakin dikenal oleh masyarakat luar dan calon wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Kabid Bahasa dan Seni Nurlaila Hamjah, mengatakan, selain tari Peumulia Jamee Aceh juga menampilkan tarian kolaborasi Spirit of Aceh yang merupakan gabungan unsur musik khas rapai dan tari.
Baca juga: Disbudpar luncurkan busana berbudaya Aceh dengan identitas Islami
Menurutnya, penari dari sanggar Meuruno Art Banda Aceh bergabung dengan komunitas tari yang ada di Jakarta, dengan kepiawaiannya sukses menuai decak kagum pengunjung TMII melalui gerak Seudati, Saman, Rapai Geleng, Guel dan Ratoh Jaroe.
Pada kesempatan itu, sambungnya, tim kesenian Aceh mensosialisasikan keberagaman kekayaan budaya melalui busana adat yang dipakai, selain baju Aceh ada juga baju adat Gayo lengkap dengan kain ulen-ulen.
“Aceh siap tampil kembali di event mendatang di TMII dalam rangka mendorong penguatan promosi seni budaya Indonesia. Kita berharap Aceh semakin dikenal oleh masyarakat luar dan calon wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan salah satu media efektif promosi adalah melalui atraksi seni budaya,” tambah Nurlaila.
Diplomasi kebudayaan itu penting karena mengedepankan nilai-nilai positif dalam masyarakat untuk pengenalan daerah dan membangun pencitraan yang baik melingkupi seluruh aspek baik ekonomi, sosial, pendidikan dan pariwisata.
Baca juga: Disbudpar gelar kegiatan belajar bersama di Museum Aceh
Discussion about this post