ALIBI.id [9/6/2023] – Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Sebagai Ketua Percepatan IKN, Luhut lapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pengawas pembangunan IKN dari warga negara asing atau bule.
Dilansir detikcom, Jumat (9/6/2023), Luhut mengungkapkan saat ini timnya sedang mengidentifikasi insentif dan modal pengembangan status tanah di IKN. Luhut menargetkan persoalan status tanah bisa diselesaikan pada 27 Juli 2023.
“Jadi tema insentif dan modal bisnis rencana pengembangan kawasan status tanah. Bapak-ibu, yang paling penting pertama bawah ini, nah ini yang kita selesaikan sekarang, saya kejar 27 Juli saya targetnya harus selesai,” kata Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Baca juga: Dubes RI sebut perusahaan China siap investasi di IKN
Luhut menyebut timnya akan mengidentifikasi harga tanah yang dipakai, bagaimana pembeliannya hingga investor yang ingin masuk ke dalam. Ia menyebut negara Timur Tengah mulai tertarik dengan proyek IKN.
“Dengan harganya berapa, kemudian siapa yang mau beli, siapa yang mau masuk itu semua akan bisa kita lakukan. Jadi kerja sama ini sekarang kita buka. Beberapa negara-negara dari Middle East yang juga akan masuk kita,” katanya.
Luhut mengatakan sudah 2 kali mengecek progres pembangunan di IKN secara langsung. Ia sempat mempromosikan hal ini ke Singapura dan mendapat antusias yang bagus.
Baca juga: Indonesia ajak Federasi Bisnis Jepang berinvestasi di IKN
“Kemarin di Singapura kita jualan mengenai ini dan mereka sangat antusias dan semua masuk dan kita berharap 17, bukan berharap, harus 17 Agustus tahun depan kita bisa acara di sana. Tapi kualitas pekerjaan itu menjadi kunci,” ujar Luhut.
Ia mengatakan untuk pengawasan pekerjaan sampai 17 Agustus nanti menggunakan petugas dari luar negeri. Ia ingin mendapatkan kualitas yang bagus.
“Oleh karena itu, saya melapor Bapak Presiden pengawas itu kita terpaksa dengan segala hormat kita pakai bule-bule untuk menjadi kualitas. Jadi, jangan nanti, Presiden itu, [pekerjaan] jadi, tapi kualitasnya tidak bagus,” ujarnya. [detikcom]