ALIBI.id [5/7/2023] – Pemerintah Indonesia mengundang kalangan bisnis Kazakhstan untuk berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Duta Besar RI untuk Kazakhstan M Fadjroel Rachman memaparkan, biaya pembangunan IKN diperkirakan mencapai 35 miliar dolar AS (sekitar Rp524,7 triliun), dengan 20 persen berasal dari APBN sementara 80 persen sisanya diharapkan terpenuhi melalui kemitraan publik swasta.
“Karena itu, pembangunan Nusantara membutuhkan investasi besar serta kerja sama antara pemerintah dan pelaku bisnis, termasuk investor dari Kazakhstan,” kata Fadjroel dalam “Forum Investasi di IKN” yang diselenggarakan KBRI Astana secara daring pada Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Dubes RI sebut perusahaan China siap investasi di IKN
Proyek IKN, ujar dia, menghadirkan peluang investasi yang besar bagi pelaku bisnis Kazakhstan yang ingin berinvestasi atau memperluas usahanya di Indonesia, yang memiliki 285 juta populasi.
Bahkan, IKN dinilainya bisa berperan sebagai hub strategis, di mana para investor dapat mengakses ekonomi Asia Tenggara.
“Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Indonesia bertekad untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi,” tutur Fadjroel.
Lebih lanjut, ia menyambut baik kerja sama sister city yang telah disepakati antara otoritas IKN dan pemerintah Ibu Kota Astana, yang bisa memfasilitasi kedua pihak untuk dapat berbagi pengalaman dan praktik terbaik pembangunan ibu kota.
Astana, yang dahulu adalah daerah kecil di Provinsi Akmola, kini berkembang menjadi ibu kota baru Kazakhstan, semenjak dipindahkan dari Kota Almaty pada 1998.
Baca juga: Luhut lapor ke Jokowi, pengawas proyek IKN terpaksa pakai bule
Selama 25 tahun Astana telah berkembang menjadi ibu kota kosmopolitan yang modern dengan kualitas terbaik.
Dengan populasi 1,3 juta penduduk, Astana semakin memperkuat posisi Kazakhstan sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tengah.
Menurut Fadjroel, kisah sukses pembangunan Astana sebagai ibu kota baru hanya bisa terwujud dari komitmen kuat yang dijalankan pemerintah serta dukungan penuh rakyat Kazakhstan.
“Kita perlu belajar dari Astana sebagai praktik terbaik bagi kota-kota besar dunia, termasuk ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara. Astana telah menjadi contoh bagaimana keberanian memulai keputusan politik yang mungkin tidak populer, tetapi memiliki nilai strategis jangka panjang jika konsisten diterapkan,” tutur dia. (Ant)