ALIBI.id [12/8/2023] – Korban tewas kebakaran hutan di Maui, Hawaii, meningkat hingga 80 orang pada Jumat (11/8/2023) pukul sembilan malam waktu setempat.
Dilansir CNN Indonesia, Sabtu (12/8/2023), angka ini meningkat dari sebelumnya 67 korban tewas yang diumumkan pada Jumat pagi.
Gubernur negara bagian Hawaii, Josh Green, sebelumnya telah memperingatkan jika jumlah korban jiwa akan bertambah seiring dengan operasi penyelamatan yang masih berlangsung.
Saat ini operasi tengah dihentikan, tepatnya mulai pukul 10 malam hingga Sabtu pagi pukul enam pagi waktu setempat.
Baca juga: Sebabkan kebakaran lahan, perusahaan sawit di Kalbar didenda Rp920 miliar
“Proses pemulihan akan sangat rumit, tapi kami ingin orang-orang kembali ke rumah dan kami akan membantu hingga situasinya aman, karena saat ini masih saat sangat berbahaya,” kata Greens seperti dikutip dari AP.
Wali Kota Maui Richard Bissen Jr. mengatakan anjing pelacak juga diterjunkan untuk mencari korban tewas.
Pemandangan di wilayah Maui pun mencekam. Mobil-mobil terpanggang habis, sementara jalanan dipenuhi logam yang sempat mencair dan kini mengeras kembali. Rumah dan bangunan perkantoran rata dengan tanah, sementara puing-puing tiang sambungan telepon atau lift berserakan.
Bencana kebakaran hebat ini dimulai tengah malam pada Selasa (8/8/2023). Kala itu, kebakaran sebuah semak dilaporkan terjadi di kota Kula, 56 kilometer dari Lahaina. Lima jam kemudian, warga Lahaina mengeluhkan listrik padam.
Baca juga: Kronologi kebakaran lahan saat salat Jumat di Lhokseumawe
Pada pagi harinya, akun Facebook Pemerintah Maui mengatakan kebakaran lahan di Kula sudah melebar hingga ratusan hektar padang rumput.
Angin topan kemudian diduga memicu kebakaran hebat di Pulau Maui, Hawaii ini. Dugaan lain, penyebab bencana kebakaran ini adalah campuran antara kekeringan, angin kencang, dan tingkat kelembaban yang rendah terjadi.
Angin kencang dari Badai Dora mulai mengamuk dan mengubah Lahaina menjadi “zona perang.”
Sejauh ini, diperkirakan sebanyak 1.000 bangunan hangus terbakar dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Para pejabat setempat menyebut tragedi ini sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian Amerika Serikat tersebut.