ALIBI.id [26/10/2023] – Penembakan massal kembali mengguncang Amerika Serikat. Lebih dari 22 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka dalam penembakan di tiga lokasi berbeda di Kota Lewiston, Negara Bagian Maine, Rabu (25/10/2023) malam waktu setempat.
Jumlah korban meningkat dari laporan awal yang menyebut sebanyak 11 orang tewas. Hingga berita ini dirilis, tersangka penembakan yang terekam kamera CCTV — pria kulit putih dan berjenggot, masih buron.
Dikutip dari Reuters, menurut polisi penembakan terjadi di 3 lokasi terpisah yang masing-masing jaraknya berdekatan: arena bowling Sparetime Recreation, Schemengees Bar & Grille Restaurant, dan pusat distributor Walmart.
Baca juga: Terjadi penembakan di kantor MUI Jakarta Pusat
Arena bowling Sparetime Recreation berjarak sekitar 6,5 km dari Scchemengees Bar & Grille Restaurant, sementara pusat distributor Walmart berjarak sekitar 2,5 km dari restoran tersebut.
Sehubungan dengan insiden ini dan penembak yang masih buron, kepolisian Negara Bagian Maine mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak bepergian ke luar rumah.
“Ada seorang penembak aktif di Lewiston,” kata polisi Negara Bagian Maine dalam postingannya di platform X.
“Kami meminta orang-orang untuk berlindung di tempat. Tetaplah berada di dalam rumah dengan pintu terkunci. Penegak hukum saat ini sedang melakukan investigasi di beberapa lokasi,” tambahnya.
Penembak Terekam Kamera CCTV
Departemen Kepolisian Lewiston memposting tiga foto tersangka yang diidentifikasi sebagai pria muda berkulit putih, berewok, dengan hoodie berwarna cokelat tua dan celana jins.
Foto itu memperlihatkan tersangka sedang memegang senapan semi-otomatis dan dalam posisi menembak.
Pihak berwenang belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai korban dalam tragedi ini. Namun, para korban tewas dan luka telah dilarikan ke Pusat Medis Central Maine di Lewiston untuk menerima perawatan.
Adapun Lewiston merupakan bagian dari Androscoggin County dan berjarak sekitar 56 km dari kota terbesar di Negara Bagian Maine, Portland.
Baca juga: Kemenlu RI pastikan tidak ada WNI korban penembakan di California
Jika jumlah korban tewas — 22 orang ini dikonfirmasi, maka insiden penembakan massal tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Negeri Paman Sam setidaknya sejak Agustus 2019.
Kala itu, seorang pria bersenjata menembaki pengunjung di pusat perbelanjaan Walmart El Paso dengan menggunakan senapan AK-47 hingga menewaskan 23 orang. Para jaksa penuntut menyebut motif penembakan tersebut berdasarkan pada rasisme.
Menurut Arsip Kekerasan Senjata Api, jumlah penembakan massal di AS dilaporkan telah melonjak sejak pandemi COVID-19 melanda pada 2020. Tercatat ada 647 kasus terjadi sepanjang 2022 dan pada 2023 diprediksi meningkat menjadi 679 kasus. (kumparan)