ALIBI.id [9/12/2022] – Aktivis yang tergabung dalam Masyarakat Anti Korupsi Sulsel (MARS) berkolaborasi dengan seniman Makassar Art Initiative Movement (MAIM) melakukan perlawanan terhadap korupsi yang dituangkan lewat karya seni lukisan.
Aksi kreatif performance art dengan tema ‘Seni Melawan Korupsi’ yang dilaksanakan di bawah Jembatan Layang Makassar, Kamis (8/12/20220 itu digelar dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi.
Baca juga: Kejari Sabang tetapkan dua tersangka korupsi lahan TPA
Ketua Anti Coruption Committe (ACC) Sulawesi Abdul Kadir mengatakan, peringatan Hari Anti Korupsi di Makassar tidak seperti biasanya. Menurutnya, jika perlawanan selama ini dilakukan dengan turun ke jalan sambil orasi, kali ini kritik aktivis dituangkan dalam karya seni.
Abdul Kadir mengatakan, dalam performance art ini, ada tiga isu sentral yang diangkat dan dituangkan dalam bentuk seni lukisan yaitu soal penegakan hukum, demokrasi, dan sikap anti korupsi.
“Pertama soal demokrasi soal kebebasan berpendapat kebebasan berekspresi, kemudian kriminalisasi dan seterusnya. Kedua soal penegakan hukum dimana dilihat dari konteks pemberantasan korupsi hari ini, penegakan hukum tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.
sikap anti korupsi yang disampaikan oleh pemerintah, kata Abdul Kadir, hanya sebatas gimik
Selain itu, poin ketiga yaitu kritik sikap anti korupsi yang disampaikan oleh pemerintah, kata Abdul Kadir, hanya sebatas gimik tidak pernah dilaksanakan secara maksimal di lapangan.
“Sikap antikorupsi itu bukan sikap yang ditorehkan dan dijalankan secara serius oleh pemerintah. Nah berdasar isu tadi itu yang dituangkan dalam lukisan hari ini,” sambungnya.
Baca juga: Peringati hari anti korupsi sedunia, Aceh raih juara stand terbaik
Para pelukis yang melaksanakan performance art ini ternyata juga berasal dari berbagai macam profesi seperti dosen, seniman hingga ASN.
“Kami memberikan masukan kepada mereka (Pelukis) untuk dituangkan di sini terkait soal sikap anti korupsi,” katanya.
Sedikitnya sekitar sembilan lukisan yang telah selesai dalam menuangkan hasil kritikan para aktivis. Salah-satu lukisan terlihat menggambarkan kondisi dua pejabat publik yang terlihat menjulurkan lidahnya melihat dua potong kue.
Aksi ini juga berkolaborasi dengan LBH Makassar, Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK ORNOP) Sulawesi Selatan (Sulsel), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Forum Studi Isu-Isu Strategis (FOSIS), LBH Pers Makassar, Korsosium Pembaruan Agraria (KPM Sulsel), Gusdurian Makassar, Kontras Sulawesi serta Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR Sulsel). (Ant)
Baca juga: Achmad Marzuki: Adhyaksa Expo ajang mendekatkan masyarakat dengan kejaksaan
Discussion about this post