ALIBI.id [15/12/2022] – Wakil Kepala Polda Sulawesi Barat Brigadir Jenderal Polisi Umar Faroq menginstruksikan seluruh personel kepolisian untuk meningkatkan pengamanan di seluruh markas kepolisian di daerah itu.
“Personel polda, polres dan polsek serta polsubsektor, saya minta untuk meningkatkan kewaspadaan, pengamanan kantor kepolisian sesuaikan dengan standar operasional pelayanan yang ada. Tetap humanis meski kesiapsiagaan harus ditingkatkan,” kata Umar Faroq, di Mamuju, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Begini kronologi kejadian bom bunuh diri di Bandung
Wakapolda menyampaikan hal itu menyusul aksi bom bunuh diri di markas kantor kepolisian, tepatnya di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
“Niat dan karakter pelaku saat meledakkan diri, sama dengan pelaku lainnya di masa lalu dengan sasaran markas polres maupun polda di beberapa daerah. Jadi, kita harus selalu waspada dan terus meningkatkan pengamanan,” tegas Umar Faroq.
Wakapolda juga menegaskan, telah memerintahkan tiga satker, yakni Direktorat Bimmas, Direktorat Sabhara serta Direktorat Pengamanan Objek Vital melakukan gladi untuk memastikan keamanan di markas kepolisian ataupun objek-objek vital lainnya di daerah itu.
Pengecekan masing-masing tamu yang masuk ke kantor polisi menurut Umar Faroq, menjadi perhatian dengan melakukan pendataan dan pendalaman kepentingannya, sehingga selektif untuk melayani orang-orang yang memang membutuhkan pelayanan kepolisian.
Baca juga: Pelaku bawa dua bom bunuh diri ke Polsek Astanaanyar
Sesuai dengan SOP lanjutnya, tiap tamu yang membawa barang-barang harus skrining secara detail di pintu masuk kantor kepolisian, baik menggunakan metal detektor maupun dengan cara manual.
“Tamu kita minta untuk membuka isi tas atau barang yang dibawa dan menunjukkan barang-barang tersebut kepada personel yang melakukan penjagaan. Setelah diyakini aman barulah tamu diberikan akses masuk,” jelas Umar Faroq.
Selain itu, untuk pengamanan personel yang melakukan kegiatan rutin di lapangan, Wakapolda juga mengingatkan pola kegiatan “buddy system” dengan melakukan tugas secara berkelompok dan tidak bergerak perorangan.
“Personel lapangan harus bergerak bersama partner, gunakan pola ‘buddy system’ untuk menjamin keamanan personel di lapangan,” ujar Umar Faroq. (Ant)
Baca juga: Densus 88 geledah rumah terduga teroris bom Bandung
Discussion about this post