ALIBI.id [7/12/2022] – American Petroleum Institute (API), sebuah asosiasi perdagangan nasional yang mewakili semua aspek industri minyak dan gas alam, pada Selasa (6/12/2022) melaporkan penurunan 6,426 juta barel minyak mentah dalam persediaan AS untuk pekan yang berakhir 2 Desember.
Dilansir Antara, Rabu (7/12/2022), para analis memperkirakan penurunan 3,884 juta barel untuk minggu tersebut. API melaporkan penurunan sebesar 7,85 juta barel pada minggu sebelumnya.
Harga minyak turun lebih lanjut pada Selasa (6/12/2022) karena para pedagang semakin khawatir bahwa pengetatan kebijakan bank sentral akan menyebabkan resesi ekonomi dan melumpuhkan permintaan energi.
Baca juga: Kelompok G7 batasi harga minyak Rusia
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan 2,68 dolar AS atau 3,5 persen, menjadi menetap di 74,25 dolar per barel di New York Mercantile Exchange. Itu menandai penyelesaian kontrak bulan depan terendah sejak 23 Desember 2021, menurut Dow Jones Market Data.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun 3,33 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi ditutup pada 79,35 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penyelesaian terendah sejak Januari.
“Pasar masih bergerak dalam ketakutan bahwa Federal Reserve akan mendorong ekonomi ke dalam resesi,” kata Analis The Price Futures Group, Phil Flynn, dalam sebuah catatan pada Selasa (6/12/2022).
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Minggu (4/12/2022) memutuskan untuk tetap berpegang pada kebijakan pengurangan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari mulai November hingga akhir 2023 di tengah ketidakpastian pasar. (Ant)
Baca juga: Australia diminta setop eksplorasi minyak di gugusan Pulau Pasir
Discussion about this post