ALIBI.id [10/12/2022] – Pameran Seni Kriya yang diselenggarakan Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Aceh melalui UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh diharapkan mampu lahirkan industri-industri kreatif di Tanah Rencong.
Untuk diketahui, kegiatan yang diselenggarakan sejak 3-8 Desember 2022 di gedung Indoor Taman Seni dan Budaya Aceh telah usai. Pameran ini juga turut mengadakan workshop.
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal melalui Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh, Azhadi Akbar mengatakan kriya yang dipamerkan merupakan karya seniman Aceh.
Baca juga: Aktivis anti korupsi lakukan perlawanan lewat lukisan
“Kita senantiasa fokus pada karya-karya seni anak negeri yang sarat muatan filosofi lokal genius dan juga membuktikan bahwa kesenian kriya Aceh tidak stagnan dalam membentuk identitas kebudayaan, namun tetap terikat pada keagungan budaya masa lampau,” kata Azhadi di Banda Aceh, Jumat (9/12/2022).
Anggota Komisi I DPR Aceh, Tezar Azwar menilai seni kriya harus digalakkan kembali di Aceh. Kata dia, Aceh punya sejarah kriya tempo dulu, di mana setiap rumah Aceh atau rumah ibadah punya ukiran kriya yang kental dengan ornamen atau motif khas Aceh.
Oleh sebeb itu, ia berharap Disbudpar Aceh terus mengadakan pelatihan seni kriya secara rutin bagi generasi muda.
Berharap kepada pemerintah untuk membentuk tempat pelatihan khusus bagi para perajin kriya dan fokus mendidik para pemuda.
“Melalui pelatihan, bisa muncul bibit-bibit baru seniman kriya Aceh yang handal dan bisa melahirkan pabrik-pabrik kriya di Aceh,” kata Tezar saat acara meet and great seniman kriya bersama tokoh senima, Rahmat Syah Nosfy dan Dosen Seni Kriya ISBI Aceh, Andi Kafri.
Baca juga: Disbudpar luncurkan busana berbudaya Aceh dengan identitas Islami
Kemudian, Tezar mengapresiasi dan mendukung peran Disbudpar Aceh selama ini berkontribusi positif dalam mendukung ekonomi kreatif.
“Disbudpar Aceh saat ini sering melaksanakan event-event yang positif, salah satu ya pameran seni kriya seperti ini. Ke depan, kita perlu meningkatkan kolaborasi lagi dengan seluruh stakeholder lainnya, termasuk dengan para seniman,” kata Tezar.
Seniman kriya, Rahmad Syah Nosfy berharap kepada pemerintah untuk membentuk tempat pelatihan khusus bagi para perajin kriya dan fokus mendidik para pemuda. Apalagi, menurutnya, bahan baku kriya di Aceh tergolong mudah ditemui.
“Nanti setelah didik dan memperoleh sertifikasi, para seniman kriya memperoleh sertifikasi sehingga bisa dipergunakan untuk bekerja di mana saja, serta mampu menghasilkan produk-produk kriya yang bisa dipasarkan secara luas,” ucap Rahmad.
Baca juga: Disbudpar Aceh harap pramuwisata bangun citra pariwisata positif
Discussion about this post