ALIBI.id [20/11/2022] – Kelompok Riset Kapasitas dan Perilaku Penangkapan Ikan, Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan alat tangkap ramah lingkungan kepada para Nelayan Lhok Rigaih Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya.
“Kabupaten Aceh Jaya selalu mengedepankan pengelolaan alam yang berkelanjutan termasuk dalam aspek penangkapan ikan,” kata Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin di Calang, Sabtu (19/11/2022).
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela meninjau langsung Riset Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di kawasan perairan Lhok Rigaih.
Upaya perlindungan hiu dan pari yang hampir punah terutama hiu martil.
Ia menjelaskan kesepakatan masyarakat untuk tidak menangkap hiu dan pari anakan di kawasan zona inti Lhok Rigaih Kabupaten Aceh Jaya.
Baca juga: Tersangkut karang saat cari gurita, nelayan Simeulue meninggal dunia
“Kesepakatan ini adalah upaya perlindungan hiu dan pari yang hampir punah terutama hiu martil, hiu dan pari anakan tidak boleh ditangkap demi keberlangsungan stok ikan ke depan,” katanya.
Nurdin menambahkan, dari kesepakatan pengelolaan yang akan dilaksanakan, diperlukan langkah tindak lanjut yang akan dilakukan secara bertahap yang salah satunya yaitu modifikasi/pergantian alat tangkap yang banyak menangkap hiu yaitu alat tangkap gillnet.
“Salah satu upaya mulai dilakukan adalah peralihan alat tangkap gillnet ke alat tangkap bubu ikan, alat tangkap bubu ikan ini menargetkan beberapa jenis ikan yang bernilai jual tinggi berupa ikan-ikan dasar yang menjadi komoditas ekspor,” kata Nurdin.
Baca juga: Panglima Laot minta pemerintah bantu nelayan terimbas naiknya BBM
Menurut dia masih terdapat beberapa permasalahan dan memerlukan penyempurnaan alat tangkap dan ini di dukung oleh Kelompok Riset Kapasitas dan Perilaku Penangkapan Ikan, Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Nurdin mengatakan, peneliti yang mendukung riset ini adalah Dr. Suparman Sasmita dan Dr. Zainal Wassahua sebagai perekayasa alat tangkap ikan yang berpengalaman.
Para peneliti menyempurnakan rancang bangun dan teknik operasi penangkapan ikan dengan menggunakan prinsip-prinsip kearifan lokal dalam riset ini seperti penggunaan daun pinang dan kayu-kayu sebagai atraktor penarik ikan.
Ia berharap nelayan dapat mendapat manfaat ekonomi dari laut yang dikelola secara berkelanjutan namun juga tetap memiliki kemudahan dalam mendapatkan bahan yang digunakan untuk pembuatan bubu.
Baca juga: Tentara PNG tangkap 13 nelayan RI, kedubes minta dipertemukan
Panglima laot Lhok Ringah Jafar ID mengatakan proses pembelajaran ini sangat bermanfaat baik nelayan, untuk memudahkan nelayan dalam menangkap ikan.
“Penangkapan ikan potensial masih terus ditelusuri, agar penggunaan bubu ini dapat efektif dan memberikan nilai ekonomi,”katanya.
Dalam tinjauan tersebut turut hadir Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Jaya T. Ridwan, Tenaga Ahli Perekayasa Alat Tangkap Ikan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Perwakilan Akademisi Poltek KP Aceh
Kemudian Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda dan Olahraga Aceh Jaya Juanda, Ketua TP PKK Aceh Jaya, Zuraidiati, Panglima Laot Lhok Rigaih Jafar ID dan para nelayan dari Lhok Rigaih. (Ant)
Baca juga: Nelayan Aceh Besar hilang saat melaut
Discussion about this post