ALIBI.id [9/1/2023] – Akibat terjadi antrean panjang di seluruh SPBU di Provinsi Aceh, puluhan emak-emak berdaster yang menamakan diri gerakan solidaritas emak-emak melakukan aksi di kantor Pertamina cabang Banda Aceh, Senin (9/1/2023).
Puluhan emak-emak berdaster membawa poster, peralatan masak, seperti wajan, centong serta sayur-sayuran yang menunjukan problematika di kalangan ibu-ibu pada umumnya selama ini di Aceh.
Baca juga: Emak-emak dan sopir keluhkan kelangkaan BBM subsidi di Aceh
Beberapa bulan sejak naiknya harga BBM, sejumlah SPBU di Aceh mengalami antrean panjang, bahkan stok pertalite dan solar yang kerap tidak tersedia.
Emak-emak ini juga mengeluhkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Aceh mulai dari pemberlakuan barcode saat pengisian minyak, pembatasan kuota untuk SPBU dan kendaraan, sesuai dengan surat edaran Pj Gubernur Nomor 542/21981 tentang pengendalian pendistribusian jenis bahan bakar minyak tertentu solar subsidi (bio solar) di wilayah Aceh.
Koordinator lapangan, Yulindawati, mengatakan, aksi dilakukan karena permasalahan keterbatasan pasokan BBM subsidi ke SPBU-SPBU yang menyebabkan antrean pengisian bbm subsidi.
“Antrean terjadi dari sebelum BBM subsidi tiba di SPBU sampai dengan BBM habis. Bahkan banyak kendaraan yang sudah lama antre namun pada saat giliran pengisian BBM subsidi sudah habis,” sebut Yulindawati.
Selain harganya naik, lanjut Yulindawati, kondisi ini juga semakin membuat masyarakat terjepit serta diperparah dengan adanya pembatasan kouta pendistribusian BBM. Aksi yang dikomandoi Yulindawati menuntut stabilitas kesediaan BBM di Aceh sampai tidak ada lagi pembatasan pendistribusian.
Baca juga: Sakit saat berlayar ke Singapura, ABK SM Santos dievakuasi
Selain permasalahan BBM, emak-emak juga menyuarakan gas elpiji 3 kilogram yang semakin mahal dan langka.
“Harga gas melon tiga kilogram dari yang seharusnya 18 ribu rupiah, beredar bebas di pasaran dengan harga yang lebih tinggi yakni 35 ribu hingga 45 ribu rupiah,” ungkap Yulindawati.
Dalam hal ini peserta aksi menganggap pangkalan penjualan gas melakukan kecurangan sehingga emak-emak meminta kepada pihak terkait supaya ada penertiban. (MOL)
Discussion about this post