ALIBI.id [26/11/2022] – Siapa sangka, sisa kain yang tak terpakai, kerap jadi limbah, namun bisa diolah menjadi produk-produk bernilai jual tinggi seperti tas, dompet, tempat tisu, hingga produksi rumah tangga lainnya.
Kain sisa yang lazim disebut kain perca, di tangan dingin Yulindawati diubah menjadi produk layak jual dengan harga tinggi. Ia membangun Rumah Kreatif sebagai tempat menghasilkan produk-produk dari tangan kreatif dirinya.
Lokasi produksi Rumah Kreatif terletak di Gampong Ie Masen Ulee Kareng, Banda Aceh, Yulinda Wati dibantu dua orang sahabatnya, guna menyiapkan berbagai produk pesanan masyarakat.
Baca juga: Keteguhan Jasmani Songket khas Aceh bertahan di era modern
“Kalau pesanan banyak, berbagai jenis kebutuhan rumah tangga, Rumah Kreatif akan melibatkan dua pekerja” ujarnya kepada ALIBI.id beberapa waktu lalu.
Pengetahuan yang didapatkan Yulinda mengolah barang perca itu, diwarisi dari ibunya. Dia menuturkan bahwa, sosok perempuan yang melahirkannya dulu, miliki usaha bordir dan skil sebagai penjahit. Berawal dari situlah kemudian dirinya mengembangkan ilmu yang didapatkannya itu. “Ilmu ini dari Ibu saya,” ungkapnya.
Menciptakan desain, dan motif yang unik, dan berbeda dengan produk serupa yang banyak beredar di pasaran.
Menamakan usahanya dengan Rumah Kreatif, karena dirinya miliki cita-cita ditempat ini semua barang dari ide-ide kreatif dapat di hasilkan, dan diproduksi, serta dijual ke pasar.
Untuk menyasar pasar, Yulinda mengaku menciptakan desain, dan motif yang unik, dan berbeda dengan produk serupa yang banyak beredar di pasaran. Hal itulah yang membuat berbagai hasil produksi rumah kreatif laku, dan diterima pasar, terang kemudian.
Yulinda beralasan, menggunakan kain perca sebagai bahan baku utama dirinya memproduksi kebutuhan masyarakat, seperti tas, dompet, tudung saji, serta tempat tisu, dikarenakan kemudahan memperoleh bahan baku. “Kalau kain perca ini, kan dapatnya mudah, dan murah,” sebutnya.
Nah, bahan baku yang ada, tinggal kemudian di padupadankan dengan resleting, busa, serta bahan lain, untuk menciptakan berbagai hasil produksi yang dapat dijual.
“Ada beberapa model yang kita buat, ada tas, dompet, dan juga bisa diorder bentuk tertentu,” tukasnya.
Dalam menjalankan usaha, Rumah Kreatif alami pasang surut penjualan, hal itu seiring dengan naik turunya permintaan pasar. Jika banyak pesanan, Yulinda menggunakan jasa dua orang sahabatnya untuk menyelesaikan order yang ada.
Baca juga: Kelezatan Cilet Coklat, dibungkus identitas keacehan
Berbagai hasil produksi Rumah Kreatif milik Yulida, dijual dengan harga bervariasi, dari tas kecil, dompet ukuran sedang, dan lainnya, dijual dengan harga bervariasi dari mulai Rp40 ribu, hingga Rp200 ribu.
“Saat ini, produksi Rumah Kreatif hanya 20 buah perharinya,” terang Yulinda.
Untuk pemasaran, selain menggunakan metode konvesional door to door atau dari rumah ke rumah, Yulida Wati juga memasarkan produknya lewat media sosial, seperti facebook, instagram, dan juga whatsApp. Bagi yang ingin memesan di Rumah Kreatif, dapat menghubungi ke nomor 0852-0783-9150
Sebagai pelaku IKM, Yulida merasakan naik turunnya permintaan, dan hal itu berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha miliknya. Namun dirinya tetap berkomitmen untuk terus mempertahan usaha Rumah Kreatif miliknya. Sebab, di tempat itu, dirinya juga dapat berbagi ilmu pengetahuan dengan orang-orang lain, agar bisa mengembangkan usaha serupa.
Berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, kerap diikutinya, seperti pelatihan, bazar, dan juga even-event pameran. Langkah itu dilakukannya untuk meluaskan jaringan, dan sembari memasarkan produk hasil Rumah Kreatif.
Dirinya berharap, untuk kedepan, instansi pemerintah tidak hanya sebatas gelar pelatihan saja bagi masyarakat, namun harus dibarengi dengan akses jaringa pemasaran, serta juga bantuan dari sisi permodalan.
Discussion about this post