ALIBI.id [10/10/2023] – Pemerintah Aceh melalui Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Aceh menggelar fokus grup diskusi (FGD) bidang komunikasi informasi untuk aparatur sipil negara (ASN) dan anggota organisasi masyarakat (Ormas), di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (10/10/2023).
Diskusi tersebut digelar untuk memberikan edukasi tentang pentingnya bersikap bijak dalam bermedia sosial terutama di tahun-tahun politik.
Diskusi itu dipantik oleh tiga pemateri yaitu, Asisten Pemerintahan, Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Aceh Azwardi, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh Marwan Nusuf, Anggota Komisi Penyiaran Informasi Aceh Teungku Zulkhairi, dan Manajer Berita Serambi Indonesia Bukhari M Ali.
Baca juga: Pemerintah larang TikTok Shop dan semua media sosial untuk jualan
Azwardi meminta ASN Pemerintah Aceh untuk membangun opini yang positif di tengah masyarakat. Sebagai aparaturnya pemerintah, informasi terkait pembangunan perlu disebarluaskan supaya semua pihak dapat mengetahui.
“Komunikasi sangat penting dalam pembangunan, setiap pembangunan dan kebijakan perlu dikomunikasikan ke semua pihak baik dengan cara koordinasi dengan ormas maupun lewat media sosial,” kata Azwardi.
Azwardi berharap ASN menggunakan media sosial untuk hal bermanfaat bukan untuk hal yang bisa membuat gaduh dan memperburuk citra daerah. Misalnya, ikut menyebarkan berita-berita negatif tentang Aceh di media sosial hingga membuat citra Aceh di pandangan orang luar menjadi miring.
“Para ASN juga harus bijak dalam menggunakan media sosial, apalagi di tahun politik. Gunakanlah Medsos untuk hal positif seperti membangun komunikasi untuk mendukung program pemerintah,” kata Azwardi.
Baca juga: Polda Aceh tetapkan Abu Laot jadi tersangka pencemaran
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi Penyiaran Informasi Aceh, Teungku Zulkhairi. Menurutnya moral masyarakat di ruang media sosial mulai tergerus. Kini media sosial tidak sedikit yang digunakan untuk hal negatif seperti ujaran kebencian, hoaks, pornografi dan pemerasan.
“Solusinya adalah memperkuat regulasi dari pemerintah dan meningkatkan literasi digital terutama melalui lembaga pendidikan kepada peserta didik,” kata Teungku Zukhairi.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta diskusi menyampaikan berbagai gagasan dan harapannya terhadap perkembangan dunia sosial media saat ini. Para peserta tersebut datang dari berbagai latar belakang, diantaranya adalah ASN, anggota ormas, akademisi, jurnalis, dan stakeholder lainnya.