ALIBI.id [3/12/2022] – Aceh menempati peringkat ke-7 sebagai provinsi dengan laju inflasi terendah secara nasional dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Achris Sarwani, Jumat (2/12/2022).
Achris menjelaskan, informasi tentang perkembangan laju inflasi tersebut merupakan data terbaru bulan November 2022. Selain itu, Aceh juga menduduki peringkat ke-12 inflasi terendah secara Year On Year atau YoY.
“Secara month-to-month (MtM) Aceh menduduki peringkat ke-7 dengan laju inflasi terendah dari 34 provinsi di Indonesia,” kata Achris.
Dari tiga kota penghitungan indeks harga konsumen di Aceh, Kota Banda Aceh disebut mengalami inflasi MtM, sedangkan Kota Lhokseumawe dan Kota Meulaboh malah mengalami deflasi, atau terjadinya penguatan daya beli masyarakat, akibat penurunan harga barang dan jasa.
Baca juga: Tekan laju inflasi, Pemko Sabang kembali gelar pasar murah
Adapun rincian data ke tiga kota tersebut yakni, Banda Aceh, secara Bulanan: 0,11% MtM, secara Tahun Kalender: 5,32% YtY, dan secara Tahunan: 6,11% YtY.
Sedangkan Lhokseumawe secara Bulanan: -0,36% MtM, Tahun Kalender: 3,81% YtD, Tahunan: 4,42% YoY. Sementara Meulaboh secara Bulanan: -0,62% MtM, Tahun Kalender: 5,53% YtD,Tahunan: 6,38% YoY.
Diingatkan adanya potensi kenaikan laju inflasi pada bulan Desember 2022 mendatang.
Penurunan inflasi ini disebut tidak terlepas dari koordinasi intensif antarinstansi terkait sebagai mana arahan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki selama ini. Terutama koordinasi antara seluruh anggota TPID maupun TPIA serta stakholder lainnya.
Lebih lanjut, Achris juga menyebutkan, deflasi Aceh pada November 2022 melanjutkan tren penurunan harga dari bulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi -0,25% (mtm) pada Oktober 2022.
Baca juga: Kendalikan inflasi, Pemko Sabang dapat dukungan dari Kejari
Menurut Achris, penurunan harga pada komoditas hortikultura seperti cabai merah disebabkan masuknya masa panen raya yang berpengaruh pada peningkatan pasokan. Sementara penurunan harga beras ditopang meningkatnya stok sejalan dengan masuknya masa panen. Selanjutnya penurunan harga ikan dencis, ikan tongkol, dan ikan kembung didukung banyaknya tangkapan ikan oleh nelayan.
Sementara itu pada sisi lain juga diingatkan adanya potensi kenaikan laju inflasi pada bulan Desember 2022 mendatang, bersumber dari peningkatan permintaan bahan pangan dan tiket pesawat memasuki perayaan natal dan tahun baru.
“Selanjutnya, Pemerintah Aceh bersama TPID, Satgas Pangan, serta pihak-pihak terkait terus berkoordinasi untuk menjaga inflasi di Aceh tetap stabil dan terkendali, melalui upaya konkrit, yaitu operasi pasar murah, sidak pasar dan distributor, kerja sama antar daerah, gerakan menanam, merealisasikan belanja tidak terduga, dan subsidi transportasi dari APBD,” kata Achris.
Discussion about this post