ALIBI.id [15/8/2022] – Tim Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil keluar sebagai Best Legal Memorandum pada ajang bergengsi Legal Memorandum ALSA Indonesia tahun 2022. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Asian Law Students’Association (ALSA) Indonesia yang berkolaborasi dengan Pusat Riset Ilmu Kepolisian Kajian Terorisme Universitas Indonesia (PRIKKT UI).
Tim USK terdiri dari tiga mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Yanma Aditya Pratama, Miftah Mardhatillah Mukammil dan Almira Islamey. Perolehan Best Legal Memorandum berhasil diraih oleh tim USK setelah mengalahkan 10 ALSA dari universitas yang ada di Indonesia: UGM, UI, UNAND, UNSRI, UNPAD, UJEM, UNDIP, UB, UNAIR dan UNUD.
Yanma Aditya Pratama mengatakan, ALSA tahun 2022 mengangkat tema “Effort to Prevent and/or Counter Terrorism in Indonesia”. Secara umum membahas terkait isu terorisme, terutama upaya mengatasi permasalahan terorisme yang ada di Indonesia.
Dalam beberapa hari, semenjak tema diberikan oleh panitia, Tim USK melakukan riset serta wawancara beberapa dosen dengan spesifikasi Hukum Internasional, Hukum Pidana Internasional, dan juga Kriminologi.
“Pada akhirnya tim USK memberi judul ‘National Defense Mechanism Against Terrorism Through Community Engagement’, yang mana pada tulisan tersebut memuat beberapa masukan untuk mengatasi terorisme di Indonesia,” jelas Yanma, Senin (15/8/2022).
Lebih jauh ia menerangkan, terorisme tidak mudah diselesaikan karena keragaman di Indonesia. Pendekatan multikultural saat ini dinilai kurang efektif untuk menyelesaikan terorisme mengingat banyaknya kasus yang bersumber dari diskriminasi etnis, ras dan agama.
“Oleh karena itu, solusinya adalah dengan menggunakan pendekatan antar budaya untuk menghindari perbedaan orang berdasarkan kepercayaan, budaya atau etnis,” bebernya.
Di saat yang sama, Almira Islamey menambahkan, dalam menanggulangi persoalan terorisme, setelah mencapai persamaan hak, program pengembangan masyarakat harus dilakukan. Tim USK percaya, bahwa program tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, yang berpengaruh dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum.
“Konsep Community Engagement yang berbasis pada upaya pendidikan, keagamaan dan moral diharapkan dapat berimplikasi pada pemberantasan terorisme di Indonesia,” ujar Almira.
Sementara itu, Wakil Rektor III USK, Prof. Dr. Mustanir, memberikan apresiasi atas capaian Tim USK. Menurutnya, prestasi tersebut bukan hanya kebanggaan FH USK semata, tetapi juga masyarakat Aceh secara umum.
“Kesuksesan Tim USK menjadi yang terbaik, tidak terlepas dari besarnya dukungan para dosen yang telah membimbing peserta, serta dukungan dari dekan. Selamat untuk mahasiswa kami,” ucap Mustanir.
Discussion about this post