ALIBI.id [10/12/2024] : Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda pada 2004 silam masih meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Aceh. Bagaimana tidak, banyak nyawa yang melayang kala itu.
Bukti kedahsyatan gempa dan tsunami Aceh hingga sekarang juga masih ada, salah satunya adalah kubah masjid seberat puluhan ton yang tersapu air hingga ke areal persawahan, dan kini diberi nama Kubah Masjid Al-Tsunami.
Tak sekadar bukti sebagai pengingat, kubah yang berada di kawasan Gampong Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar tersebut kini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Aceh.
Dari informasi yang ada, kubah raksasa tersebut berukuran 4×4 meter dengan bobot sekitar 80 ton. Ini merupakan kubah Masjid Lamteungoh, salah satu gampong yang juga ada di Kecamatan Peukan Bada.
Saat tsunami melanda, seluruh bangunan Masjid Lamteungoh hancur total. Sementara, kubahnya yang besar terseret ombak sejauh 2,5 kilometer tepatnya di areal persawahan warga Gampong Gurah.
Areal sawah itu lalu diwakafkan pemiliknya dan dijadikan destinasi wisata. Kawasan ini dilengkapi areal parkir bagi pengunjung, tempat penjualan produk UMKM warga setempat, serta berdiri sebuah masjid di sebelah kubah.
Bukan tanpa alasan, didirikannya masjid pun agar para wisatawan yang berkunjung dapat sekaligus beribadah kepada Sang Pencipta, sehingga tak lupa akan segala kuasa yang dimiliki-Nya.
Untuk menuju ke lokasi ini cukup mudah, hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari kawasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, dengan melewati Masjid Baiturrahim Ulee Lheue dan berbelok ke kiri ke Jalan Banda Aceh-Calang.
Jika berpatokan dengan Polsek Peukan Bada, maka jaraknya hanya lima menit atau sekitar 1,5 kilometer. Kita hanya perlu melewati polsek serta mengikuti jalan lurus hingga ke ujung, dan tiba di sebuah pamflet yang bertuliskan “Arah Menuju Kubah Gurah”.
Tak hanya itu, juga ada ojek khusus di wilayah tersebut yang hanya butuh merogoh kocek sebesar Rp 20 ribu untuk menuju ke lokasi atau keliling Gampong Gurah.
Berbicara soal produk UMKM warga lokal yang ditawarkan, biasanya tersedia cinderamata kerajinan tangan khas Aceh, seperti hiasan kayu, kain, tas dan lain-lain.
Cerita Mistis Kubah Masjid Al-Tsunami
Peristiwa terseretnya Kubah Masjid Al-Tsunami di satu sisi sulit dicerna akal sehat. Bahkan, belakangan tersiar cerita bahwa kubah tersebut diangkat oleh salah seorang ulama besar di Aceh hingga posisinya berpindah.
Pemandu yang ada di lokasi wisata, Sriana mengungkapkan bahwa pernah ada salah satu pengunjung yang tiba-tiba saja tercengang saat memasuki pintu dan melihat ke arah Kubah Masjid Al-Tsunami.
“Saat itu dia tercengang, sewaktu ditanya oleh penjaga kenapa? Dia bilang kubah ini diangkat oleh Tgk Hamzah Fansuri beserta tiga muridnya berjubah putih,” ujarnya.
Tgk Hamzah Fansuri atau Syeikh Hamzah Al Fansuri merupakan salah satu ulama besar Aceh. Makam beliau pun berada di kawasan Gampong Ujong Pancu yang lokasinya tak jauh dari situ.
“Memang makam beliau di situ, beserta tiga muridnya, namun yang pasti semua ini adalah kekuasaan Allah SWT,” sebut Sriana.
Ada juga cerita lain yang menyebutkan bahwa sebelum terdampar, kubah tersebut sempat berputar-putar di sekitar kawasan Gampong Gurah.
“Kubah ini terapung sebelumnya sampai ke ujung bukit, saat gelombang (tsunami) kedua (datang) hanyut lagi ke kampung, dan berputar seperti mencari lokasi dudukan yang pas,” bebernya.
Jadi Kapal Penyelamat Warga Saat Tsunami
Kubah Masjid Al-Tsunami disebut-sebut menjadi kapal penyelamat bagi warga saat tsunami. Banyak orang yang menyelamatkan diri dengan naik ke atas Kubah tersebut.
Saat pertama kali kubah ini ditemukan, warga juga menemukan sebuah Alquran yang terendam air, namun dengan kondisi hancur. Kini Alquran itu telah disatukan dan disimpan dalam wadah kaca.
Sriana juga mengungkapkan, banyak wisatawan yang telah datang ke lokasi ini. Rata-rata, kata dia, wisatawan yang datang berasal dari lokal maupun luar negeri, seperti dari Malaysia hingga Eropa.
Nur Faridah, salah seorang pengunjung asal Aceh Utara mengatakan, dirinya baru pertama kali datang ke destinasi wisata ini. Ia mengaku takjub dengan peristiwa pindahnya kubah masjid raksasa karena tsunami.
“Saya baru pertama kali ke sini, sama warga kampung, cuma jalan-jalan berwisata, salah satunya tempat ini yang kami kunjungi. Kesannya luar biasa, ini salah satu bukti kebesaran Allah SWT,” ungkap dia.
Sementara itu, Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengajak semua pihak untuk dapat terus merawat salah satu destinasi wisata religi di Tanah Rencong ini.
Aceh, kata dia, memiliki banyak potensi untuk menarik minat kunjungan wisatawan. “Ayo berwisata di salah satu destinasi unggulan Aceh Besar ini,” ajaknya.