ALIBI.id [6/12/2024] : Mercusuar Williams Torrent III merupakan salah satu situs sejarah yang ada di wilayah Aceh Besar tepatnya di kawasan Pulo Breuh, Kecamatan Pulo Aceh.
Mercusuar Williams Torrent III berada di kawasan Gampong Meulingge. Bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda ini hanya ada tiga di dunia, dua lainnya berada di Eropa tepatnya di Belanda dan Kepulauan Karibia.
Menara yang berusia lebih dari satu abad dengan panjang 85 meter dan ketebalan dinding hingga satu meter serta memiliki 167 anak tangga ini, berdiri kokoh di lahan seluas 20 hektare, yang dulunya dihuni oleh para perwira Belanda.
Dahulu, bangunan tersebut digunakan untuk memantau arus lalu lintas kapal-kapal dagang yang mengarungi lautan. Saat, kita dapat ikut menikmati pemandangan yang luar biasa dari puncak menara.
Pulo Breuh sendiri merupakan salah satu pulau terluar Tanah Rencong yang terbilang punya akan potensi wisatanya dengan menjual sejumlah destinasi wisata sejarah dan baharinya.
Sejumlah lokasi lainnya menjadi unggulan, seperti kawasan pantai yang belum terjamah, spot memancing untuk para angler, hingga ekowisata konservasi penyu langka di Pantai Pasie Weung.
Salah seorang pegiat wisata yang ada di Pulo Breuh, Fauzi mengungkapkan bahwa ada banyak jenis penyu langka yang datang untuk bertelur di Pantai Pasie Weung.
“Mulai dari penyu hijau, penyu belimbing dan lain-lain yang merupakan satwa langka dilindungi,” ucapnya beberapa waktu lalu saat wartawan mengunjungi Pulo Breuh, Pulo Aceh.
“Jika beruntung kita juta bisa ikut melepasliarkan tukik (anak penyu) dari tempat konservasi ke lautan untuk melestarikan satwa tersebut, khususnya pada bulan Agustus hingga Desember,” katanya.
Untuk bisa sampai ke Pulo Breuh, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 30 ribuan untuk ongkos transportasi boat penumpang milik nelayan yang beroperasi hanya satu kali dalam sehari.
Boat penumpang nelayan tersebut hanya beroperasi pada pukul 08.00 WIB untuk tujuan Pulo Aceh ke Banda Aceh, serta pukul 02.00 WIB untuk tujuan sebaliknya.
Akan tetapi, boat penyeberangan itu diketahui tak akan beroperasi pada hari Jumat, karena adanya aturan adat istiadat yang memang berlaku sejak lama di wilayah tersebut.
Untuk penginapan, pengunjung dapat bermalam di sejumlah homestay yang dikelola masyarakat, dengan kisaran harga mulai dari Rp50 ribu untuk pelancong backpacker per kamar per malam hingga Rp 150 ribu untuk pelancong umum.
Begitu juga dengan konsumsi, para pengunjung bisa memberitahukan terlebih dahulu kepada warga setempat agar nantinya dapat disediakan makanan sesuai keperluan dan membayar sesuai ketentuan.
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengajak semua pihak untuk dapat berkunjung serta ikut mempromosikan destinasi wisata ini agar dikenal oleh banyak orang dan dikunjungi para wisatawan yang berasal dari luar Aceh atau mancanegara.
“Kepada rekan-rekan di nusantara, khususnya anak-anak muda di Aceh, saya rasa kalian wajib mengunjungi Williams Torrent ini,” ujarnya beberapa waktu lalu saat mengunjungi Pulo Breuh.
“Karena dibuktikan sejarah Aceh keindahan Aceh dapat dilihat dari ketinggian ini,” sambung Almuniza yang kala itu berada di puncak Mercusuar Williams Torrent III.
Terkait dengan akses yang dinilai masih kurang memadai, pihaknya pun tetap berusaha untuk berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait agar akses menuju lokasi ini dapat terlaksana sesuai harapan.
“Jika aksesnya sudah ada dan memadai, saya pikir hal yang lainnya juga bisa kita sesuaikan,” ungkap pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta ini.
Mercusuar Williams Torrent III yang ada di Pulo Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. FOTO : ALIBI