ALIBI.id [15/10/2023] – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tewasnya guru bernama Dominique Bernard merupakan peristiwa terorisme. Kini, Prancis dalam kondisi siaga tinggi. Ribuan tentara dikerahkan berjaga-jaga di lokasi-lokasi vital.
Dilansir AFP, Minggu (15/10/2023), sebanyak 7.000 tentara dikerahkan dalam kondisi siaga tertinggi pada Sabtu (14/10/2023) waktu setempat.
Baca juga: Muslim di Aceh desak negara Islam kirim militer bantu Palestina hadapi Israel
Aparat setempat menerima peringatan-peringatan akan adanya serangan lanjutan, menyusul serangan terhadap guru di kawasan Arras. Maka, aparat mengevakuasi orang-orang dari museum Louvre dan Istana Versailles, dua lokasi pariwisata terkemuka di Prancis.
“Tak ada ancaman nyata,” kata Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, mengenai lokasi-lokasi itu.
Ada “atmosfer jihad” sejak situasi di Palestina-Israel memanas dua pekan belakangan ini. Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, dilaporkan telah ada 189 aksi anti-Semitisme yang dilaporkan di Prancis, mengakibatkan 65 orang ditangkap, 23 di antaranya adalah orang asing.
Baca juga: Palestina desak komunitas internasional intervensi penjajahan Israel
Peristiwa terbaru yang menghebohkan adalah seorang guru bernama Dominique Bernard tewas ditusuk oleh pria yang meneriakkan takbir, di SMA Gambetta, Arras, kawasan Prancis utara, pada Jumat (13/10/2023) lalu. Pelaku bernama Mohammed Moguchkov, berlatar belakang Chechnya Rusia.
Dilansir DW, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk peristiwa itu sebagai “terorisme islami yang barbar”. Macron menyerukan semua unsur masyarakat untuk “tetap bersatu, bekerja sama, dan berdiri bersama-sama.” (detikcom)