ALIBI.id [20/9/2023] – Universitas Syiah Kuala (USK) mendulang dua medali emas, satu perak, dan dua perunggu dari cabang olahraga (cabor) tenis lapangan di Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) Aceh 2023, yang berlangsung di Lapangan Tenis PT Arun, Lhokseumawe.
Emas pertama dipersembahkan Riza Adrian – Alifah Sitti Marwah yang turun di nomor ganda campuran. Tampil taktis nan mengesankan, pasangan tenis USK ini sukses menundukkan perlawanan petenis tuan rumah Universitas Malikussaleh (Unimal), Muhammad Rizki-Haryati dengan skor telak 8-1.
“Saling percaya, komunikasi, saya kira menjadi kunci kemenangan kami. Terima kasih atas segala dukungan dari semua pihak,” ujar Adrian.
Baca juga: Hari pertama Pornas Korpri, Aceh raih kemenangan catur dan tenis meja
Emas kedua dari tenis lapangan datang dari nomor tunggal putri. Alifah Sitti Marwah yang notabene berpengalaman sebagai petenis POMNAS tahun 2022, tampil maksimal dan membuktikan kelasnya.
Alifah menang telak 8-2 atas petenis tuan rumah Unimal, Taradisa Angeli Tanura. Di POMDA 2023, mahasiswi USK tersebut membukukan sejarah, meraih dua emas di dua nomor berbeda. Sebelumnya, ia merengkuh emas di nomor ganda campuran.
“Alhamdulillah atas rezeki ini. Saya termotivasi untuk bisa kembali bertanding di POMNAS. Sebab di tahun 2022, saya terhenti di babak 8 besar. Semoga pada POMNAS 2023 di Kalsel nanti, saya bisa melaju lebih jauh lagi,” ujar Alifa.
Sementara itu, satu medali perak menjadi milik TM Rizki-Dwiki Dimas Pradita yang turun di nomor ganda putra. Pasangan petenis USK ini harus mengakui keunggulan petenis Unimal, Hasundutan-Fathir Muhammad dengan skor 5-8. Di nomor tunggal putra-putri atas nama Reza Mufti dan Putri Yeni meraih medali perunggu.
Baca juga: Pornas Korpri XVI ditutup, Aceh raih peringkat 12 dari 101 kontingen
Pelatih sekaligus pembina tenis USK, Saiful Bahri mengaku bangga atas torehan anak asuhnya. Bagi yang belum mendapatkan emas, katanya, tak perlu berkecil hati. Perjalanan para petenis muda masih panjang.
“Selamat atas raihan medalinya. POMDA tidak saja menjadi ajang penjaringan petenis terbaik Aceh menuju POMNAS. Yang patut disyukuri, POMDA adalah satu kompetisi tenis yang dapat menambah jam terbang petenis muda Aceh,” jelas Saiful.
Ia berharap, semangat POMDA menular ke berbagai bidang, guna mendorong semakin banyak lagi ajang-ajang kompetisi tenis di Tanah Rencong. Hal ini dinilai penting, agar lahir atlet tenis Aceh yang bisa berbicara banyak di nasional, lebih-lebih internasional.
“USK sejauh ini terus konsisten membina petenis muda lewat UKM Tenis Lapangan. Semoga minat tenis di USK dan Aceh makin meningkat, dan kompetisi bagi petenis muda juga kian banyak,” tuturnya.