ALIBI.id [20/6/2023] – Kaum milenial dinilai penting untuk memahami sejarah Aceh, terutama masa-masa kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam. Apalagi saat ini budaya luar marak masuk ke Aceh. Atas dasar itu, Universitas Al-Muslim jalin kerja sama dengan Rumoh Manuskrip Aceh.
“Bangsa Aceh harus mengenal dirinya sendiri, sehingga bisa menjadi kebanggaan dan kekuatan untuk membangun peradaban yang lebih baik,” sebut Rektor Universitas Al-Muslim, Marwan, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) empat program studi dengan Rumoh Manuskrip Aceh, Sabtu (17/6/2023).
Baca juga: Kadisbudpar Aceh ajak masyarakat lestarikan objek peninggalan sejarah
Rumoh Manuskrip merupakan lembaga serupa museum mini swasta milik kolektor manuskrip Aceh, Tarmizi Abdul Hamid atau akrab disapa Cek Midi.
Ke empat program studi (Prodi) yang mengikat kerja sama dengan Rumoh Manuskrip Aceh tersebut antaranya Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Prodi Pendidikan Geografi, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Program Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Keseluruhan program studi tersebut berada di bawah payung Universitas Al-Muslim.
Selain Rektor Universitas Al-Muslim, turut Hadir dalam kegiatan ini Ketua Prodi HI, Risky Novialdi, Ketua Prodi Geografi Uviversitas Al-Muslim Wahyudi, Kaprodi Bahasa Indonesia Muhammad Darwis, dan Rahmi Novalitas.
Kegiatan yang turut disisipi dengan Kuliah Umum tersebut turut menghadirkan Kolektor Manuskrip Aceh, Cek Midi, sebagai pembicara.
Baca juga: Disbudpar Aceh ajak masyarakat kunjungi situs bersejarah Sultan Iskandar Muda
Dalam pemaparannya, tokoh Aceh ini mengungkapkan kegembiraan atas perhatian Universitas Al-Muslim terhadap manuskrip. Dia juga mengajak para peneliti dan mahasiswa di universitas tersebut untuk dapat memanfaatkan referensi dari naskah kuno Aceh sebagai sumber dari semua aspek keilmuan.
“Ini adalah sesuatu awal langkah kemajuan dalam akademik untuk memajukan kembali warisan negeri Aceh yang pernah berjaya pada masa lalu,” ujar Cek Midi menanggapi hasil kerja sama dua lembaga tersebut kepada media ini, di Banda Aceh, Selasa (20/6/2023).
Menurutnya, khazanah warisan budaya produk masa lalu ini harus dikaji secara detail oleh pengabdi akademik untuk menggabungkan kedua era keilmuan dari masa lalu ke masa kini.
Penandatanganan kerja sama antara lembaga Universitas Al-Muslim dengan Rumoh Manuskrip Aceh, menurut Cek Midi, juga turut menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi antara mahasiswa dengan peneliti dalam melestarikan warisan manuskrip Aceh.
“Persembahan dari kerja sama ini akan kita sampaikan kepada generasi calon intelektual kampus dan masyarakat demi terciptanya marwah dan harkat martabat Aceh untuk sekarang dan yang akan datang,” ujar Cek Midi kolektor ratusan koleksi manuskrip Aceh di rumahnya tersebut.
Baca juga: Pameran literasi sejarah dan budaya Aceh resmi dibuka, yuk ke Museum Aceh